Status Ribuan Guru Dinaikkan

Bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kemarin, 160.000 guru honorer akan dinaikkan statusnya menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Ketua PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengatakan, peningkatan status guru honorer menjadi PNS ini dilakukan dalam dua tahap. Untuk 2011 ini, baru 160.000 guru honorer yang akan dinaikkan statusnya, sedangkan tahun depan giliran guru honorer kategori dua yang akan mendapatkan kenaikan status.

“Jumlah guru honorer yang akan mengikuti seleksi tahun depan mencapai 720.000 orang,” ungkap Sulistyo di Jakarta kemarin. Sulistyo mengatakan bagi guru yang lolos seleksi CPNS akan langsung menjadi PNS,sedangkan yang tidak lulus akan digiring menjadi guru pegawai tidak tetap (PTT).Menurut dia, guru honorer ini sudah terdata bekerja sebelum 1 Januari 2006 dan umumnya bekerja di sekolah negeri.“Ini dilakukan agar mampu meningkatkan mutu pendidikan dan mendorong kinerja guru,”tandasnya.

Anggota Komite III DPD ini juga mengatakan bahwa tenaga kependidikan honorer yang tidak memenuhi syarat menjadi PNS, tetapi tenaga dan pikirannya masih dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, harus segera diangkat menjadi PTT dengan upah minimal pendidikan serta memperoleh jaminan kesehatan dan dana pensiun hari tua. Proses seleksi nasional ini, jelas Sulistyo, saat ini sudah bergulir di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB). Selain itu, PGRI juga telah meminta Kemenpan dan RB untuk memberikan persetujuan kepada pemerintah daerah dan Kementerian Agama (Kemenag) agar memberikan perbantuan guru PNS pada sekolah swasta.

“Banyak dikeluhkan guru PNS di sekolah swasta ditarik ke negeri, dan tidak ada pengangkatan guru PNS untuk swasta,” paparnya. Sementara itu,seusai mengikuti upacara peringatan Hardiknas, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyatakan mulai Juni atau Juli 2011,pemerintah berencana menerapkan pendidikan karakter. Materi ini akan diberikan mulai jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi.“Termasuk di dalamnya pendidikan nonformal dan informal,”jelasnya. Mendiknas pun menekankan pentingnya pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya.

Menurut dia, karakter yang ingin dibangun bukan hanya berbasis atas kemuliaan diri, melainkan juga kemuliaan sebagai bangsa. Nuh mengaku konsep pendidikan karakter telah disiapkan sejak tahun lalu. Bentuk pendidikan karakter ini diwujudkan mulai kurikulum sampai dengan membangun kultur budaya di sekolah. Menurut mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini, pendidikan karakter tidak hanya diajarkan melalui papan tulis,tetapi juga harus melalui pembudayaan.

“Jangan sampai terjebak hanya pada ranah kognitif, tetapi harus diterjemahkan dalam ranah perilaku,”